25.1.09

Catatan Kumal Diriku

Kini kesadaranku sebagai seorang manusia semakin tinggi
Kini aku tau bahwa aku bukan budak, namun aku tidak semerdeka apa yang ku bayangkan
aturan.....ya...kata ini membatasi segalanya
kesadaran kemanusiaan membawaku pada sebuah persimpangan
amarah VS kasih syang, sedih VS bahagia, tawa VS air mati, kejujuran VS kebohongan, mood VS bete, nelangsa, kesabaran, dan beribu macam kata kerja, kata sifat, kata benda, dan kata-kata lainnya.
Tapi, satu hal yang aku takuti, jika intuisi yang slama ini ku bangun dan berakar dalam diriku salah.
rasanya hidup seperti berjalan pada suatu ranting yang rapuh tapi terlihat kokoh.
Lalu... jika intuisi itu benar salah, akankah hidup berada dalam kesia-siaan?
Yang pasti aku adalah seorang manusia YANG HIDUP.
Dengan raga yang membungkus rohku.
Tapi kumohon,, jangan lihat aku hanya dari raga
Karena suatu saat kalian akan tertipu
Tapi aku tak akan tertawa, mungkin sebaliknya aku akan menangis

Apa yang aku nalar saat ini sungguh berbeda dengan 13 musim hujan yang pernah aku lewati
Saat itu, aku membiarkan hidup mengatur dan menunjukkan takdirku
Dan itu tak lagi berlaku untuk saat ini
Mungkin sebenarnya....aku menginginkan itu kembali
Tolong aku..rasanya aku bukan Putri..
Aku merasa terperangkap dalam jiwa yang berbeda
Jiwa yang selalu berteriak.."KAMU BRENGSEK....!!!"
namun aku hanya bisa merintih dalam senyumku. Lalu ku balas teriakan itu
"Aku memang terlahir sebagai Sang Brengsek" meskipun dalam doa tak pernah kusematkan kata-kata itu
Aku hanya mencoba meniti bait-bait hidupQ dan menuju pada satu titik yang kusebut KEBENARAN
Semuanya kulakukan untuk-Nya.....
Bahkan kutinggalkan pribadiku yang dulu demi menggapai cinta-nya
Meskipun aku merasa asing..................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar